Minggu, 28 Agustus 2011

Mitos Seputar Makan Es krim



Anda mungkin dengan tegas akan melarang anak makan es krim karena khawatir si kecil menjadi batuk atau pilek. Saat dewasa pun Anda berusaha tidak makan es krim ketika sedang flu karena menyangka es krim pasti menyebabkan tenggorokan gatal atau berlendir. Atau, Anda menghindari es krim ketika sedang menjalankan program menurunkan berat badan. Semua ini ternyata hanya mitos!

http://media2.id.88db.com/DB88UploadFiles/2008/09/06/AA4AB0FD-16F1-4B6D-ACC8-02CDCFBA938E.jpg


Untuk mengetahui apa sebenarnya yang sedang terjadi saat Anda makan es krim, coba simak uraiannya berikut ini.

Makan es krim bikin batuk
Bila Anda jadi terbatuk-batuk setelah makan es krim (atau minuman dingin lainnya), kemungkinan hal ini disebabkan oleh perubahan suhu yang ditimbulkan. Akibatnya, saluran pernapasan jadi teriritasi. Kemungkinan lainnya karena produk olahan susu biasanya memengaruhi air liur, dan hal ini bisa menyebabkan lendir yang kental, yang bisa mengiritasi bagian belakang tenggorokan. Saat itulah Anda merasa ingin batuk.

Namun, para pakar mengatakan, es krim bisa saja menyebabkan batuk apabila es krim tersebut dibuat dari susu dan krim nonpasteurisasi, dalam kondisi yang tidak higienis, dan dijual tanpa bungkus. Es krim jenis ini biasanya tidak bermerek dan harganya murah karena terbuat dari bahan yang tidak berkualitas.

Saat flu enggak boleh makan es krim
Es krim selalu dikait-kaitkan dengan flu. Padahal, flu sebenarnya disebabkan infeksi bakteri atau virus. Jika penyebab flu adalah infeksi virus, rasa nyeri akan hilang dengan sendirinya. Sementara bila infeksi bakteri penyebabnya, Anda butuh antibiotik untuk menyembuhkan. Menurut Russell Steele, MD, Wakil Ketua Department of Pediatrics di Louisiana State University School of Medicine, New Orleans, bila yang Anda alami adalah radang akibat infeksi virus, es krim bekerja lebih baik daripada makanan apa pun untuk meredakan nyeri tersebut.

"Es krim justru merupakan sumber energi yang bagus, asalkan es krim itu menggunakan bahan yang berkualitas," kata Emil lagi.

Di Amerika, sebuah produk bisa disebut es krim bila mengandung sedikitnya 10 persen lemak susu. Es krim berkualitas premium biasanya mengandung 13-17 persen lemak susu. Lemak susu inilah yang membuat teksturnya menjadi begitu lembut. Es krim yang bermutu juga tidak dibuat hanya dengan perasa vanila atau cokelat, melainkan menggunakan vanila, kacang, cokelat, buah, dan campuran lain yang juga berkualitas.

Dengan berbagai kandungan tersebut, es krim bisa menyediakan nutrisi makro yang seimbang. Bahkan, mendekati pola gizi seimbang yang disarankan. Es krim mengandung karbohidrat sebesar 52 persen (dari 59 persen yang disarankan), lemak sebesar 42 persen (dari 27 persen), dan protein sebesar 6 persen (dari 14 persen).

Makan es krim bikin gendut
Gendut karena es krim bisa saja terjadi bila es krim tersebut mengandung kalori yang tinggi. Kalori itu bisa saja didapat dari bahan dasarnya, seperti gula, kuning telur, susu, dan krimnya. Bayangkan bila es krim tersebut dibuat dari susu kental manis, tentu kandungan gulanya bertambah. Ini belum termasuk topping-nya yang menggunakan karamel, taburan biskuit, cokelat, atau mungkin juga whipped cream-nya. Es krim yang tidak berlebihan dalam menggunakan gula, telur, atau topping, atau menggunakan susu rendah lemak tidak akan membuat Anda gemuk. Selain itu, tentunya, Anda tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.

Dingin-dingin kok makan es krim?
Dasar pertimbangannya, sudah udara dingin, makan makanan dingin tentu membuat Anda menggigil. Mungkin memang begitu, tetapi tidak ada pengaruh buruk lainnya. Udara yang dingin justru membuat es krim tidak gampang meleleh. Komposisinya juga tetap terjaga dari awal hingga akhir. Hasilnya, Anda tidak perlu terburu-buru menikmatinya. Anda bisa menunggunya hingga meleleh sendiri di dalam mulut.

(kompas)

Info Terkait: Es Krim - Es Cream

Source: http://kompiancur.blogspot.com/2011/08/mitos-seputar-makan-es-krim.html

parket lantai kayu lantai kayu parket lantai kayu parquet parket indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar