Sabtu, 06 Agustus 2011

KELINCI PEDAGING

Banyak para peternak pemula kebingungan, mau beternak kelinci, yang jenis hias atau pedaging. Semuanya bisa di kembangkan. Tetapi bila dilihat perputaran uang dan kecepatan untuk lebih berhasil,  memelihara kelinci  pedaging lebih menjanjikan.
Sudah menjadi lagu lama, para peternak pemula biasanya menanyakan, kemana setelah kelinci pedaging saya menjadi banyak, apa bapak bisa menampungnya?  Ini yang sering dilontarkan para peternak kelinci pemula.
Yang perlu diperhatikan, bagaimana kita bisa menunjukkan kelinci yang kita ternakkan menjadi banyak dan sedikit kematian, setelah yakin kita bisa kontinue dalam memasok kelinci pedaging, baru kita berfikir pasar. Kita jangan berfikir daging kelinci hanya sebagai sate kelinci, tetapi banyak hal yang bermanfaat. Tahukah, bahwa daging kelinci sudah banyak dimanfaatkan untuk steak, bakso, dendeng, naget.  Yang menjadi kendala adalah sulitnya mencari pemasok kelinci pedaging yang kontinue, misalnya selama empat bulan para pengguna daging kelinci dapat kemastian pemasok kelinci pedaging dari peternak minimal per minggu misalnya 75  ekor.
Coba kita analisa, bila kita punya indukan sepuluh, dan setiap 3 bulan beranak, dan sekali beranak yang hidup empat ekor dan setiap  umur empat  bulan bulan kelinci pedaging sudah bobot 3-4 Kg. Berapa perputaran uangnya bila per kg harganya Rp 17.000 , maka pada bulan keempat, kita mulai panen setiap tiga bulan punya dana masukan sebesar Rp 680.000 dengan hanya punya indukan sepuluh.  berapa bila kita punya indukan minimal 50 ekor ??
Wah itu hitungan diatas kertas, dan itu kalo anakannya pada hidup. Kalo mati kan gak bisa sampai segitu. Ini yang kadang komentar dari para peternak kelinci yang sering mengalami kegagalan. Makanya pentingnya belajar dan pelatihan serta diskusi yang mendorong kita berhasil beternak kelinci.
Selamat mencoba

Source: http://wellyukm.blogspot.com/2010/10/kelinci-pedaging.html

Jasa Pemasangan Lantai Kayu Lantai kayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar